Pada dekade belakangan ini, perkembangan konstruksi penahan tanah semakin berkembang pesat, salah satunya adalah penggunaan sheet pile wall (turap) atau biasa disebut sheet pile saja. Tujuan utama pemasangan konstruksi ini adalah untuk menahan tanah agar tidak longsor akibat beban yang bekerja dan sebagai optimalisasi penggunaan lahan yang tersedia di sekitar tempat pemasangan sheet pile tersebut.
Untuk menghindari longsornya tanah dalam konstruksi sipil dibutuhkanlah sheet pile wall. Contohnya saat ada pekerjaan pada lereng, maka pemasangan sheet pile adalah sebuah kewajiban karena kekuatan tanah dikhawitirkan tidak dapat memikul beban kerja yang terjadi.
Sheet pile adalah sebuah struktur yang didesain dan dibangun untuk menahan tekanan lateral (horizontal) tanah. Tekanan tanah lateral di belakang dinding penahan tanah bergantung kepada sudut geser dalam tanah dan kohesi (gaya tarik menarik antara partikel tanah). Tekanan lateral tersebut bekerja dari atas sampai ke bagian paling bawah pada dinding penahan tanah. Apabila proyek pemasangan sheet pile ini tidak direncanakan dengan baik, maka tekanan tanah dapat mendorong konstruksi sheet pile sehingga menyebabkan kegagalan konstruksi serta kelongsoran.
Konstruksi sheet pile disusun menyerupai bentuk dinding yang terdiri dari beberapa lembaran turap yang dipancangkan ke dalam tanah, untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang memang berlereng. Sheet pile disusun sebagai struktur penahan tanah pada tebing jalan raya, pemanfaatan sheet pile sebagai tanggul pada aliran sungai, struktur penahan tanah pada galian, dan struktur penahan tanah yang berlereng agar tanah tersebut tidak longsor.
Konstruksi sheet pile disusun menyerupai bentuk dinding yang terdiri dari beberapa lembaran turap yang dipancangkan ke dalam tanah, untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang memang berlereng. Sheet pile disusun sebagai struktur penahan tanah pada tebing jalan raya, pemanfaatan sheet pile sebagai tanggul pada aliran sungai, struktur penahan tanah pada galian, dan struktur penahan tanah yang berlereng agar tanah tersebut tidak longsor.
Faktor - faktor yang perlu diperhatikan
1. Kedalaman pemancangan didapat melalui desain melihat data tanah
Hendaknya dilakukan penyelidikkan tanah sebelum desain untuk sheet pile dilakukan. Lalu di analisa gaya aktif dan pasifnya yang bekerja. sehingga pengecekan stabilitas, stabilitas dasar galian, dan defleksi embaded wall dalam keadaan terpenuhi syaratnya.
2. Keseragamam pemancangan dalamnya yang sama hendaknya terukur.
Dalam pelaksanaan hendaknya ada pengukur sehingga dalamnya sheet pile yang terpancang kedalamannya sama. Ini bisa melalui surveyor yang bekerja di lapangan. Karena kadang dalam pelaksanaan kedalaman pemancangan ini bisa berbeda - beda ini mempengaruhi keseragaman pemancangan.
3. Penyusunan sheet pile agar tidak ada kebocoran
Sheetpile yang terpancang hendaknya tegak lurus sehingga tidak ada celah air masuk. Karena bisa mengakibatkan kebocoran pada daerah excavasi. Air memegang peranan sangat penting pada tanah apalagi pada daerah excavasi
4. Kaitan antara sheet pile agar bekerja bersama - sama
Satu sheetpile satu dan lainnya harus terkait bukan asal terpancang kedalam tanah. Karena kaitan ini diharapkan bekerja bersama - sama ketika dipancang kedalam tanah. Agar gaya yang bekerja sempurna
5. Letakan sheet pile sebelum tanah aktif bekerja
Letakkan sheet pile pada tanah asli belum ada gangguan agar bekerja efektif. Dan saling kaitan bekerja sempurana ketika tekanan aktif bekerja. Sehingga lokasi yang di excavasi benar2x terbebas dari tanah dan air.
Comments
Post a Comment